PERADABAN
KUNO ASIA-AFRIKA
Pengertian Peradaban Asia-Afrika:
Manusia yang tergabung dalam kelompok di suatu daerah, baik
kecil maupun besar memiliki pola kehidupan yang berbeda satu sama lainnya,
perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Adanya ketergantungan
manusia dengan alam melahirkan sebuah peradaban. Pada peradaban kuno di Asia
dan Afrika perkembangannya dapat ditemui di sekitar sungai-sungai besar.
Pengertian kebudayaan berbeda dengan peradaban. Kebudayaan
lebih kepada bentuk fisik yang dapat dirasakan oleh panca indera, sedangkan
peradaban adalah penilaian terhadap hasil kebudayaan yang mengandung
nilai-nilai yang luhur. Oleh sebab itu, sudah semestinya kita di masa sekarang
harus menjaga dan
melestarikan nilai-nilai luhur tersebut. Kebudayaan manusia
sudah dikenal di masa lalu di masa-masa prasejarah dengan ditemukannya
artefak-artefak sisa peninggalan manusia waktu itu.
A.Peradaban
India Kuno
Peradaban
Lembah Sungai Gangga (India Kuno)
1. Pusat Peradaban
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara
Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna.
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya
yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan
menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun
200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang
terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai
Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus
mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya
dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
2. Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga
merupakan kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai
Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau
dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa.
Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan
baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan
Harsha.
Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan
pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I,
agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih tetap dapat
berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan
Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai
Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan
sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang
dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang
rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya
berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan
Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan
mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga
Kalidasa dengan karangannya berjudul "Syakuntala". Perkembangan seni
patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan
dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran
setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama
kurang lebih dua abad.
Kerajaan Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M
muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha
adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa
pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu
pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana
dengan karyanya berjudul "Harshacarita".
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi
kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan
stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan.
Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa
pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui
adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
Kebudayaan Lembah
Sungai Gangga
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik
di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa
(Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa
Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama
Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan
warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah
yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta
Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah
Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi
menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai
Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini
kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
B.Peradaban
Lembah Sungai Kuning
Peradaban Lembah Sungai Kuning
Sejarah tertua di Cina dimulai dari muara Sungai Kuning
(Hwang-Ho, sekarang bernama Huang-He). Tetapi di Cina terdapat dua sungai
besar, yaitu Sungai Hwang-Ho dan Yang Tse Kiang (Sekarang bernama Chang Jiang).
Pada daerah – daerah inilah pertama kalinya tumbuh di daerah lembah sungai Hwang-Ho.
Dinasti yang Berkuasa
1. Dinasti
pertama yang berkuasa di Cina adalah
dinasti Syang (Hsia).
Berdasarkan cerita rakyat Cina, pada zaman dinasti Syang
telah berkembang sistim kepercayaan memuja para dewa. Dewa tertinggi yang
bernama Dewa Shang-Ti. Dinasti Syang berakhir sekitar tahun 1766 SM dan
digantikan oleh dinasti Yin (1700-1027 SM).
Filsafat
Mo Ti
Ajarannya mendasarkan pada Chien Ai, yakni cinta universal.
Maksudnya, cinta yang tanpa pandang bulu, yakni mencintai sesama seperti
mencintai dirinya sendiri. Jika setiap orang bertindak demikian, maka dunia
akan damai.
c. Kung Fu Tse (Konfusianisme)Kung Fu Tse dalam bahasa
Tionghoa, sedangkan orang-orang Barat menyebutnya Confusius. Ajarannya biasa
disebut Ju Chia (Kung Chia), orang banyak menyebutnya Confusianisme.
Pokok-pokok ajarannya terletak pada Li, Ren dan I. Jika manusia atau masyarakat
telah memegang teguh Li, Ren dan I, maka dunia akan damai. Apa itu Li, Ren dan
I?Li, adalah adat istiadat. Sesuai dengan ajaran Li, maka orang itu harus
mengetahui dirinya dan menempatkan diri pada tempatnya. Ada 5 (lima) hubungan
yang dapat dipertimbangkan paling utama, yakni:
a) Bagaimana hubungan antara penguasa dengan yang dikuasai?
b) Bagaimana hubungan antara orang tua dengan anak?
c) Bagaimana hubungan antara suami dengan istri?
d) Bagaimana hubungan antara saudara tua dengan saudara
muda?
e) Bagaimana hubungan antara teman dengan teman?
Sebagai contoh orang tua harus memberi teladan tindakan yang
baik bagi anak-anaknya dan bertindak bijaksana; sebaliknya, anak-anak harus
patuh dan meluhurkan orang tuanya. Ren, yakni peri kemanusiaan; dan I adalah
perikeadilan. Menurut Kung Fu Tse, kalau masyarakat memegang teguh Li, Ren dan
I, maka masyarakat akan hidup tenteram dan sejahtera. Ini semua merupakan usaha
Kung Fu Tse untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan masyarakat Bapak
menjadi semua pusat anggota keluarga sehingga bapak harus menjadi panutan,
sedang anak harus tunduk kepadanya. Negara adalah keluarga dalam bentuk besar
dan raja atau kaisar adalah sebagai bapak yang harus adil dan bijaksana, sedang
rakyat harus tunduk kepada raja. Ajaran Kung Fu Tse sampai sekarang tetap
menjadi pegangan hidup rakyat Cina
KEBUDAYAAN
Seni Bangunan:Tembok besar cina, istana kaisar yang megah
serta kuil misalnya kuil dewa di Beijing.
Keramik: Keramik merupakan salah satu peninggalan budaya
bangsa Cina yang bermutu tinggi. Keramik yang berglasur (diberi lapisan keras
yang berkilap) serta porselin Cina yang indah dibuat dengan teknik yang tinggi.
Mangkuk, cawan dan piring-piring keramik.
Penemuan Kertas dan Alat Cetak: Pada jaman dinasti Han,
bangsa Cina telah menemukan kertas sekitar tahun 150 M, serta tinta, sehingga
dikenal adanya istilah “tinta Cina”. Bangsa Cina juga menemukan tik gerak
(movable type) yaitu blok-blok kayu dengan huruf-huruf yang dicungkil ke luar.
C. Peradaban
Lembah Sungai Eufrat & Tigris
Mesopotamia terletak diantara dua singai besar Eufrat &
Tigris yang kini menjadi Republik Islam Irak. Dalam bahasa Yunani Mesopotamia
berarti “Tanah diantara Sungai-sungai”. Mesopotamia dianggap sebagai peradaban
tertua didunia. Mesopotami adalah negara
kerajaan kota yang pada zaman perunggu terdapat Kerajaan Kota Sumeria yang berpusat
di Akkadia dan Kerajaan Kota Assyiria yang berpusat di Babylonia.
Berbagai macam bangsa dan pemerintahan pernah menguasai
daerah ini, contohnya adalah bangsa Sumeria, Babylonia Lama, Assyiria,
Babylonia baru.
a. Sistem Pemerintahan Mesopotamia :
1. Sumeria
Sumeria merupakan bangsa pertama yang menguasai daerah
Mesopotamia. Bangsa Sumeria mendirikan kerajaan Sumeria pada tahun 3500 SM.
Bentang alam dan bentuk geografi memiliki dampak besar bagi perkembangan
politik diwilayah itu.
Setiap kota dipisahkan oleh bentang gurun yang sangat luas dan
rawa-rawa. Kominikasi antar kota sangatlah sulit karena setiap kota terisolir
oleh bentang alam yang sulit dan sangat berbahaya. Karena bentuk geografis yang
sangat sulit setiap kota menjadi negara-kota. Walau setiap kota memiliki
kemerdekaannya sendiri, Sumeria tetap memiliki pusat pemerintahan yang satu dan
tunggal yakni berpusat di Kota Ur.
Kekuasaan tertinggi kerajaan ini dipegang oleh seorang
pendeta raja yang disebut “Patesi”. Bangsa Sumeria adalah bangsa yang maju, hal
tersebut dapa dilihat dari hasil-hasil kebudayaan bangsa ini. Setiap hasil
kebudayaan bangsa ini di bedakan dari segi Teknologi, Astronomi, Matematika,
dan Sastra.
Hasil kebudayaan dari Bangsa Sumeria dalam segi Teknologi
adalah:
Keberhasilan dalam
membuat alat bantu dari logam
Kaca dan Lampu
Tekstil yang
berupa Tenun
Pengendalian
banjir
Sistem Irigasi
Kereta Perang
Kawat gigi
Dalam Segi Astronomi Bangsa Sumeria telah mengenal sistem
penanggalan kalender 12 bulan berdasarkan siklus bulan. Dalam penanggalan ini 1
tahun terdiri 12 bulan, 1 hari terdiri 24 jam, 1 jam terdiri 60
menit, 1 menit terdiri dari 60 detik. Selain itu Bangsa Sumeria juga telah
mengenal Tahun Komariyah dan Samsyiah. Dalam segi Sastra hasil peninggalan
kebudayaannya berupa “Huruf Hieroglyph” yang disebut “Huruf Paku”. Bangsa
Sumeria juga telah mengenal suatu lingkaran adalah 360°.
Bangsa Sumeria adalah penganut Polytheisme atau kepercayaan
terhadap banyaknya Tuhan atau Dewa-Dewi.
Dewa-Dewi yang disembah oleh bangsa Mesopotamia adalah :
Anu atau Uruk
sebagai Dewa Langit atau juga Dewa Surga.
Enki atau Ea atau
Eridu sebagai Dewa Kebaikan yang menguasai Air yang ada di bumi dan sebagai
Dewa penyembuh dan pembimbing sekaligus dianggap sebagai Dewa pemberi ilmu
pengetahuan dan Seni.
Enlil atau Hipper sebagai Dewa yang
menguasai Tanah dan Bumi. Roh Baik dan Jahat dianggap taat dan patuh akan
segala perintah dari Dewa ini.
Inanna sebagai
Dewa Venus dan sebagai penguasa Barat dan Timu.
Utu sebagai Dewa
Matahari.
Nanna sebagai Dewa
Bulan.
Setiap Dewa diyakini memilki para pelayan dan pembantu yang
disebut dewa kecil. Penyembahan terhadap setiap Dewa berlangsung di sebuah
candi yang berundak-undak dengan pusat yang memiliki gang-gang disetiap sisinya
yang mengapit yang digunakan sebagai kamar para imam. Candi ini dinamakan
Ziggurat.
Perang menjadi hal yang sering antar negara-negara kota
Sumeria. Senjata yang dipakai oleh bangsa Sumeria tombak dengan anyaman
perisai. Tentara bertomabak ini disebut dengan ifanteri phalanx.
Peradaban Bangsa Sumeria berakhir pada tahun 2350 SM karena
adanya serangan dari bangsa Akkadia yang dipimpin Sargon.
D.Peradaban
Lembah Sungai Nill
Peradaban Mesir
Mesir terletak di benua Afrika. Secara geografis sebelah
baratnya berbatasan dengan Libia, sebelah timur berbatasan dengan Laut Merah,
sebelah utara berbata
san dengan Laut Tengah, dan sebelah selatan berbatasan
dengan Sudan. Di antara Laut Tengah dan Laut Merah terdapat Terusan Suez yang
menghubungkan pelayaran Eropa dan Asia.
Kerajaan Mesir Tua
(3400-2160 SM)
Zaman kerajaan Mesir tua dimulai dari didirikannya
perkampungan kecil di sekitar sungai Nil. Berabad-abad kemudian, perkampungan
tersebut menjadi sebuah kerajaan yang disebut dengan mones. Mones berkembang menjadi dua buah
kerajaan besr yaitu Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Pada masa kerajaan Mesir Tua
terdapat banyak raja yang memerintah di Mesir, antara lain adalah Raja Menes,
Chufu, Chepren, Menkaure, Pepi I, dan Pepi II. Pada masa pemerintahan Pepi II
kekuatan Mesir melemah. Kerajaan Mesir terpecah menjadi kerajaan kecil-kecil.
Hal itu disebabkan oleh adanya perpecahan di antara kalangan bangsawan yng
berdampak pada ketidakstabilan di Mesir.
· Kerajaan
Mesir Pertengahan (2160-1788 SM)
Raja pertama yang berhasil mempersatukan Mesir kembali
adalah Sesotris III. Selain berhasil mempersatukan Mesir, ia juga berhasil
melakukan ekspansi ke wilayah Sudan, Palestina, dan Sichem. Di tangannya, Mesir
berkembang pesat dalam bidang perekonomian. Hal ini, semakin dikembangkan oleh
raja berikutnya, yaitu Amenemhet III. Ia membawa Mesir menjadi wilayah yang
makmur, tak kekurangan, bahkan mengalami surplus yang tidak sedikit. Tetapi,
karena kemajuan dan perkembangan Mesir yang tergolong pesat, Mesir dijadikan
sebagai sasaran empuk Bangsa Hykos. Bangsa Hykos mulai melakukan serangan di
beberapa wilayah di Mesir dan berhasil menguasai Mesir.
· Kerajaan
Mesir Baru (1500-1100 SM)
Kerajaan Mesir yang dikuasai oleh Bangsa Hykos mencoba
menyatukan pedang untuk mengusir Bangsa Hykos. Bangsa Mesir di bawah kerajaan
Thebe menyerang Bangsa Hykos dan berhasil mengalahkannya. Dengan demikian,
Bangsa Mesir kembali membangun peradabannya yang sempat terhambat. Pada masa
ini, banyak raja yang memerintah Mesir dalam kurun waktu yang cukup lama.
Tetapi, Mesir kembali mengalami kemunduran saat diperintah oleh Ramses III.
Beberapa bangsa asing sempat menguasai Mesir dan sampai akhirnya pada abad 27
SM, bangsa Romawi berhasil menguasai Mesir seutuhnya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon